Rabu, 09 Desember 2015

CONTOH HARD NEWS

KPU minta masyarakat ikut awasi rekapitulasi suara Pilkada

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ferry Kurnia Rizkiyansyah menjelaskan, bahwa publik bisa memantau langsung proses penghitungan suara melalui website resminya. Menurutnya seluruh data rekapitulasi C1 akan dilampirkan dalam situs pilkada2015.kpu.go.id.

Hasil dari C1 yang sekarang sudah ada dibuat teman-teman KPPS, ini langsung ada satu form yang dibawa ke kabupaten kota. Form yang dibawa ke kabupaten kota itu nanti akan langsung discan dan direkap, jadi hasil scannya dalam bentuk image itu akan ditampilkan di website kita. Hasil rekapnya pun akan ditampilkan kepada publik.

Menurut Ferry, hal tersebut guna menunjang langkah transparansi di lembaganya. Dia berharap, selain memilih, masyarakat juga berpartisipasi dalam pemantauan.

"Kita berharap inilah proses formal yang harus dilalui. Ini menjadi aspek transparansi kita dan menindaklanjuti supaya kita terhindar dari manipulasi," tuturnya.

Selain itu, menurut Ferry, tanggal 10 sampai 16 Desember mendatang akan ada rekapitulasi di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Hal tersebut langsung dilakukan pasca terkumpulnya suara masyarakat di Tempat Pemungutan suara (TPS).

"Jadi rekapitulasi tidak di tingkat TPS lagi tapi langsung bergerak ke PPK," ucapnya.

Sedangkan pada tanggal 17 sampai 18 mendatang diharapkan sudah ada rekapitulasi di tingkat kabupaten kota. Dia juga berharap, agar proses Pilkada serentak di 264 daerah tersebut berjalan tanpa kendala.
(mdk/rnd)

Sumber:
http://googleweblight.com/?lite_url=http://m.merdeka.com/politik/kpu-minta-masyarakat-ikut-awasi-rekapitulasi-suara-pilkada.html&lc=id-ID&s=1&m=200&ts=1449658561&sig=ALL1Aj7z-6tyuH_VUceZSY7yHSoXB-P6RA

Selasa, 01 Desember 2015

MAKALAH TENTANG FEATURE BESERTA CONTOHNYA

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat, rahmat, dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah Cyber Media.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas tentang penjelasan feature, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi dan referensi.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, dari pembahasan sampai dari ejaan bahasanya. Oleh karena itu saya mengaharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun, guna terciptanya suatu koreksi yang baik untuk dapat di jadikan acuan di kemudian hari.

Bandung, 1 Desember 2015

Penulis,

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketika seorang jurnalis memakai pendekatan sastra, teknik penulisan feature menjadi sarana untuk mengembangkan gaya penulisan berita (news) yang mengupas masalah human interest, dan penulisan opini (views) sebagai sarana untuk memikat pembaca dengan sajian penulisan yang ringan, cair, dan tak sulit dipahami. Ada saatnya suatu berita tidak dapat ditulis dengan fakta liputan yang sebenarnya dikarenakan alasan kode etik jurnalistik. Pada saat itulah dunia sastra berbicara. Namun, kondisi ini telah dipelopori penulisannya oleh Wolfe dalam bentuk jurnalisme sastra. Pemakaian gaya fiksi untuk mengemas laporan jurnalistik memunculkan fenomena baru dalam hal fakta, perubahan definisi, proses pengamatan dan pencariannya. Begitu pula dalam hal kaitan penyajian serta perubahan konversi bentuk dan gaya pengulasan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berusaha untuk memaparkan lebih jelas tentang sejarah feature dalam media massa, pengertian feature serta hal lain yang menyangkut paut dengan feature itu sendiri.
Rumusan Masalah
Bagaimana awal terbentuknya dan apa pengertian dari feature ?
Apa saja fungsi dan karakter dari feature?
Apa saja jenis-jenis dan struktur feature?
Bagaimana tahapan atau proses pembuatan feature?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui dan memahami sejarah dan pengertian dari feature.
Untuk mengetahui dan memahami fungsi dan karakter dari feature.
Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis dan struktur feature.
Untuk mengetahui tahapan pembuatan feature.

BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah dan Pengertian Feature
Lahirnya Feature dalam Media Massa
Awal mula lahirnya feature dalam suatu surat kabar harian diperkenalkan oleh Thomas Wolfe. Keinginannya untuk menulis dengan cara yang berbeda yang gagasannya dilatarbelakangi oleh dunia wartawan Amerika tahun 1928-an. Latar belakang penulisan feature lainnya ialah pimpinan seorang mahasiswa jurnalistik yang mempunyai keinginan untuk menulis novel. Pada saat itu Wolfe yang menjadi mahasiswa jurnalistik telah lulus tingkat doctoral (1957) dan mulai bekerja di New York Herald Tribune (1962). Realitas dunia industri AS pada saat itu tidak menjanjikan penyelesaian bagi persoalan-persoalan di masyarakat. Wolfe sebagai inspirator jurnalisme sastra merasa frustasi dengan gaya penulisan lama yang tidak mengakomodasi kemampuannya untuk mempertunjukkan kembali (recreate) atmosfer fakta liputan.
Pada saat itulah dunia sastra berbicara. Namun, kondisi ini telah dipelopori penulisannya oleh Wolfe dalam bentuk jurnalisme sastra. Pemakaian gaya fiksi untuk mengemas laporan jurnalistik memunculkan fenomena baru dalam hal fakta, perubahan definisi, proses pengamatan dan pencariannya. Begitu pula dalam hal kaitan penyajian serta perubahan konversi bentuk dan gaya pengulasan. Melvin Mencher , 1997 (oleh Ellen Wilson dalam The Purpose Decades: A Reader, 1982) menyebut bentuk penulisan jurnalistik yang memakai gaya fiksi lanjutan dari gaya nonfiksi tahun 1950-an sebagai antisenden bagi kerja jurnalistik. Bentuk tulisannya dinilai memperkenalkan cara penulisan baru.
Penulisan feature menurut Williamson dalam Kurnia (2005:5) nilai berita dalam feature tersebut berita peristiwanya mesti dikreasikan kembali secara subjektif agar enak dibaca dan perlu informasinya tanpa meniadakan akurasi dan verifikasi fakta.
Jadi kemunculan feature dalam suatu harian tidak lepas dari sebuah gaya penulisan yang subjektif. Lebih lanjut disebutkan oleh Kurnia penulis yang amat baik erat dengan idealisme tertentu. Ia mendedikasikan tulisannya untuk melayani pembaca yang memercayainya bahwa ia akan memberikan informasi yang akurat dan lengkap, sembari tetap menghargai pendapat orang lain yang berlainan. Para wartawan penulisan feature mendedikasikan tulisannya dalam bentuk representasi subjektif dari penulisannya.
Dari eksperimentasi sastra kemudian telah dikembangkan penulisan feature menjadi dua klasifikasi, yaitu teknik penulisan berita (news feature) dan teknik penulisan artikel (article feature). Pada saat ini yang dibutuhkan oleh massa adalah gaya penulian fleksibel yang tidak biasa agar bisa menampung segala hal yang dihilangkan dalam straight news/ pelaporan jurnalistik yang merupakan karnaval pelbagai pikiran dan emosi orang-orang yang pada saat itu diamati.
Dalam jurnalisme sastra telah disebutkan bahwa feature adalah kategori lain penulian koran yang pada saat itu mengedepankan model hard news. Pada tahun 1960-an, kelainan itu mulai didiskusikan kalangan akademisi yang berupaya membakukan tata nilai dalam dunia jurnalisme. Prof. Georde. A. High (Michigan State University) dalam buku News Writing (1975) telah menyebutkan bahwa feature meningkatkan kualitas pemahaman pembaca pada kealamiahan berbagai situasi kemanusiaan. Dalam hal ini, penulian menjadi bagian dari sebuah kejadian atau bagian dari sesuatu yang terjadi.
Pengertian Feature
Feature merupakan  bentuk tulisan yang dalam dan enak untuk disimak. Kisahnya deskriptif, memaparkan peristiwa secara objektif, sehingga bisa membangkitkan bayangan-bayangan kejadian yang sesungguhnya kepada pembaca. Secara sederhana, feature adalah cerita atau karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik. Disebut cerita atau karangan khas, karena feature bukanlah penuturan atau laporan tentang fakta secara lurus atau lempang sebagaimana dijumpa pada berita langsung (straight news).
River (1967) dalam bukunya  the mass media: reporting, writing, editing. ia mengatakan bahwa kita mempunyai kisah atas fakta-fakta yang telanjang, dan itu kita sebut berita. Menurut Mc. Kinney, Feature adaah suatu tulisan yang berada di luar tulisan bersifat berita langsung. Dalam tulisan ini pegangan utama 5W1H dapat diabaikan. Sedangkan Wolseley dan Campbell dalam Exploring Juornalism (1957) memasukkan featre pada surat kabar ke dalam segi hiburan (entertainment). Secara gamblang ia mengiaskan feature pada surat kabar sebagai asinan dalam sajian makanan. Ia idak memberikan kalori utama, tetapi ia menimbulkan selera makan dan penyedap. Ia merupakan bagian cukup penting, sehingga surat kabar memenuhi pula fungsi ketiga yang tidak dapat diabaikan, yakni hiburan (entertainment) di samping fungsi memberi informasi dan pendidikan (Assegaff, 1983:55)[2]
Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah. Penulis melukis gambar dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi pembaca; ia menarik pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya mengidentifikasikan diri dengan tokoh utama. Penulis feature untuk sebagian besar tetap menggunakan penulisan jurnalistik dasar, karena ia tahu bahwa teknik-teknik itu sangat efektif untuk berkomunikasi. Tapi bila ada aturan yang mengurangi kelincahannya untuk mengisahkan suatu cerita, ia segera menerobos aturan itu.
Batasan feature macam-macam. Umumnya orang mengartikannya sebagai : karangan khas. Rasanya, pengertian itu belum menjelaskan apa-apa. Deskripsi feature yang agak jelas barangkali yang ini, “cerita feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan member informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan”. Asep Syamsul M. Romli (2009:22- 23), penulis buku jurnalistik, praktisi media dan  beberapa dosen di sejumlah perguruan tinggi, menjelaskan bahwa dari sejumlah pengertian feature yang ada, dapat ditemukan beberapa ciri khas tulisan feature, antara lain:
Mengandung segi human interest
Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi atau menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata lain, sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touch atau menyentuh rasa manusiawi. Karenanya,feature termasuk dalam kategori soft news (berita ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news (berita keras), yang isinya mengacu kepada dan pemahamannya lebih banyak menggunakan pemikiran.
Mengandung unsur sastra
Satu hal penting dalam sebuah feature adalah ia harus mengandung unsur sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen atau novel bacaan ringan dan menyenangkan namun tetap informatif dan faktual. Karenanya pula, seorang penulis feature pada prinsipnya adalah seorang yang sedang bercerita.
Fungsi dan Karakterisik Feature
Fungsi Feature
Dengan kedudukan yang sangat penting dan tak tergantikan tersebut, maka fungsi feature mencakup lima hal :
Sebagai pelengkap sekaligus variasi sajian berita langsung (straight news).
Pemberi informasi tentang situasi, keadaan, atau peristiwa yang terjadi.
Penghibur atau sarana rekreasi dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan.
Wahana pemberi nilai dan makna terhadap suatu keadaan atau peristiwa.
Sarana ekspresi yang paling efektif dalam mempengaruhi khalayak.
Karakteristik Feature
Kreatif
Memungkinkan penulis “mencipta” sebuah cerita (dengan teknik berkisah), namun bukan cerita fiktif. Laporan feature harus mengkreasikan sudut pandang penulis berdasarkan riset terhadap fakta-fakta yang telah ditelusuri.
Subjektif
Dengan penggunaan model aku, memungkinkan penulis memasukkan emosi dan pikirannya. Sangat mungkin menggunakan sudut pandang orang pertama, atau “saya” dengan emosi campur nalar, sebagai cara mendapatkan fakta-fakta.
Informatif
Feature memang terkadang tidak memiliki nilai berita. Ia justeru cenderung memberi nilai informasi mengenai situasi/aspek kehidupan. Materi laporan tentang hal yang ringan, namun berguna bagi masyarakat. Seperti situasi saat peristiwa terjadi dan tidak diliput media lain.
Menghibur
Bahan feature dengan sengaja dicarikan dari cerita yang ekslusif dan ditulis secara mendalam (indepth), termasuk aspek humor yang menyertainya. Laporan harus berwarna-warni terhadap berita-berita rutin seperti pembunuhan, selingkuh, bencana alam dll, sehingga pembaca larut dalam kesedihan atau malah tertawa terbahak-bahak.
Awet/Tidak Dibatasi Waktu (unperishable)
Berita bisa basi dalam 24 jam, tapi feature tak akan pernah basi bahwa feature tidak lapuk dimakan deadline, karena topiknya dibahas secara mendalam.
Jenis-Jenis Feature dan Struktur Feature
Jenis-Jenis Feature
Menurut Wolseley dan Campbell dalam  exploring Juornalism (Assegaff,1983:56), paling tidak terdapat enam jenis feature yang kita kenali sehari-hari: (1) feature minat insani (human interest feature), (2) feature sejarah (hystorical feature), (3) feature biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seorang tokoh (bigrafical feature), (4) feature perjalanan (travelogue feature), (5) feature yang mengajarkan sesuatu keahlian atau petunjuk praktis (how to do feature), dan (6) feature ilmiah (scientific faeture).
Feature Human Interest
Yaitu Feature yang muatan isinya langsung dapat menyentuh rasa perikemanusiaan pembaca, seperti kegembiraan, kejengkelan, bahkan kebenciannya. Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit, kehidupan seorang petugas kebersihan di jalanan, liku-liku kehidupan seorang guru di daerah terpencil, suka-duka menjadi dai di wilayah pedalaman, atau kisah seorang penjahat yang dapat menimbulkan kejengkelan.
Feature Profil Tokoh (biografi)
Feature biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seseorang, terutama kalangan tokoh seperti pemimpin pemerintahan dan masyarakat, public figure, atau mereka yang selalu mengabdikan hidupnya untuk negara, bangsa, atau sesuatu yang bermanfaat bagi peradaban umat manusia, senantiasa mendapat tempat yag terhormat di berbagai perpustakaan kampus dan sekolah di seluruh dunia. Misalnya, riwayat hidup seorang tokoh yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki keunikan sehingga bernilai berita tinggi. Itu sebabnya, kita bisa menuliskan tentang profil para pemimpin Islam di masa lalu, misalnya. Atau kita juga bisa cerita tentang kisahnya al-Khawarizmi, ilmuwan muslim yang menemukan angka nol.
Feature Perjalanan/Petualangan
Feature ini biasanya ditulis oleh pelaku perjalanan atau petualangan secara langsung atau tak langsung. Tulisan ini mengungkap laporan kisah perjalanan, fakta-fakta yang ditemui, dan kesan-kesan yang dirasakan selama perjalanan itu. Feature yang mengajak pembaca, pendengar, atau pemirsa untuk mengenali lebih dekat tentang suatu kegiatan atau tempat-tempat yang di nilai memiliki daya tarik tertentu. Dalam Feature jenis ini, subjektifitas penulis sangat menonjol dengan sudut pandang “aku” atau “kami”. Misalnya, tentang perjalanan menunaikan ibadah haji.
Feature Sejarah
Feature ini bercerita tentang fakta-fakta sejarah peristiwa dan tokoh masa lampau di suatu daerah atau tempat. Berbagai tempat dan peninggalan bersejarah, sejak ribuan tahun silam hingga satu abad terakhir, baik dalam lingkup nasional dan internasional maupun dalam lingkup regional dan lokal, senantiasa menjadi objek cerita feature yang amat menarik. Contohnya tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan RI,  peristiwa Keruntuhan Khilafah Islamiyah, sejarah tentang Istana al-Hamra dan benteng Granada. Melongok kejayaan Islam di masa lalu. Sejarah tentang kekejaman tentara Salib saat membantai kaum muslimin, sejarah pertama kali Islam masuk ke Indonesia dan sebagainya. Feature sejarah yang baik, mampu membawa pembacanya ke masa silam. Seolah para pembaca ikut masuk ke dalam peristiwa sejarah yang dibacanya.
Feature Tips (how to do feature)
Feature ini dikenal juga dengan informasi how to do it. Misalnya tentang memasak, merangkai bunga, membangun rumah, seni mendidik anak, panduan memilih perguruan tinggi, cara mengendarai bajaj, teknik beternak bebek, seni melobi calon mertua dan sebagainya.
Feature Ilmiah (Scientific Feature)
Feature yang mengungkapkan sesuatu yang berkaitan dengan dunia ilmu pengetahuan, disebut feature ilmiah. Feature yang menceritakan kloning domba di Inggris, kisah penelitian tentang habitat simpanse di Kalimantan, kisah penelitian alam bawah samudera oleh para ilmuwan LIPI dan Jepang, kisah tentang perjalan Niel Amstrong ke Bulan, merupakan feature ilmiah yang amat mengasyikkan untuk dibaca, didengar, atau ditonton. Feature ilmiah, tentu saja hanya akan berhasil sebagai suatu cerita pendek faktual ( true story), apabila penulisannya adalah orang yang sangat mencintai dunia iptek. Ia dekat dan bahkan terlibat luar-dalam dengan dunia yang dikisahkannya. Ia sangat menguasai masalah. Ia juga pemeran atau seorang partisipan. Feature ilmiah, biasanya lebih banyak tampil di telivisi daripada di radio dan majalah. Ia tak ubahnya film atau sinetron. Kelebihan fature ilmiah sebagai film atau sebagai sinetron inilah yang tak bisa ditandingi oleh surat kabar atau radio. Televisi, memang unggul dalam aspek visualisasi, dramatisasi, dan eksploitasi emosi.
Struktur Umum Feature
Secara umum feature memiliki struktur berupa model blok:
Kekuatan model penulisan blok juga dapat mempertahankan daya tarik cerita dari awal hingga akhir. Membuat cerita selalu menarik dan penuh kejutan. Struktur feature terdiri atas lead, tubuh dan penutup. Namun, Roy Paul Nelson dalam buku “feature and Article” mengaitkan hubungan antara feature dengan kajian jurnalisme sastra dalam sturuktur penulisan jurnalistik. Menurutnya, pengaruh sastra telah mengadopsi struktur penulisan feature kedalam urutan unsur judul, lead, tubuh dan penutup. Dalam penulisannya, judul adalah awal penarik minat pembaca. Pembaca yang penasaran ketika membaca judul yang aneh akan mencoba untuk mulai membaca lead-nya. Judul berbeda dengan headlines berita. Judul tidak perlu mengikuti seperangkat aturan yang mengikat headlines. Dalam feature judul bukan berupa ringkasan tulisan. Kepentingan judul didalam feature hanya sebagai penggugah pembaca dan menarik atensi pembaca.
Judul terbagi ke dalam berbagai jenis, diantaranya :
- Judul dari titik pandang isi
contoh : 6,5 Penganggur di Jabar,
- Judul how to (bagaiman untuk)
contoh : Pintar Bagi Waktu, Gimana Caranya?
- Judul 5W+1H
contoh : who = Ian Antono Lebih Suka Sedan, what = Dana Pendidikan pun Dinikmati Koruptor, where = Kebakaran di Pasar Baru, when = Tahun 2000, Abad Milenium Bergerak, why = Isu Agama Kerap Dijadikan Alat Kepentingan Kekuasaan, how = Arteri Kaku? Makanlah Agar-Agar
- Judul superlatif
contoh : Dian Olivia, Perempuan tercantik Sejagat
- Judul bertanya
contoh : Pakai Kacamata Jadi Norak ?
- Judul dari titik pandang bentuk
contoh : Nyoblos Sih Gampang, yang Penting Duitnya…?
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan judul, yaitu :
ritem (rima), humor, penyatuan kontras dan ironi, kategori the Take Off (semacam parodi dari judul buku, slogan iklan, program TV atau ekspresi-ekspresi populer lainnya), blurb (istilah bagi deretan kalimat keterangan yang diletakkan sebelum atau sesudah judul yang berfungsi menjelaskan judul, bukan untuk menegaskannya kembali.
Dalam menulis feature, lead menjadi sebuah standar bagi penulisan berita dan feature. Lead dibuat untuk menarik perhatian pembaca untuk mengikuti, memperlancar penuturan dan pemaparan kisah. Jenis-jenis lead, diantaranya : lead ringkasan, lead Humor, lead naratif, lead deskristif, lead kutipan, lead pertanyaan, lead pertanyaan mengejutkan, lead kejutan, lead generalisasi, lead informatif, lead menunjuk langsung, lead penggoda, lead teka-teki, lead pebandingan, lead seni dan lead gabungan.
Setelah menulis lead, barulah kita membuat badan tulisan. Hal yang menjadi acuan dalam membuat badan tulisan adalah menjaga pembaca agar tidak bosan dan penggunaan kutipan. Kutipan memberi penjelasan yang membeberkan berbagai hal otentik mengenai berbagai subyek laporan. Tiap kutipan harus mewakili artukulasi keahlian orang yang mengungkapkannya. Berikut adalah cara merangkai tulisan dalam body:
Paragraf diawali dengan bahan yang kuat untuk mendorong pembaca.
Menggunakan kata penghubung sehemat mungkin. Termasuk definisi biasa sebisa mungkin.
Memoles bagian sulit dan membosankan dengan human interst.
Kutipan pakar.
Sederhana dalam analogi.
Uraikan bahan statistic.
Latar belakang
Disamping poin itu juga seorang penulis harus memperhatikan unity, coherence dan emphasis dari tulisannya. Berikutnya, bagian penutup menjadi bagian paling penting dalam sebuah tulisan feature. Penulis harus bisa meringkas poin-poin penting di akhir atau menyajikan fakta baru sebagai akhir dari cerita. Jenis-jenis penutup, yaitu : ringkasan, klimaks, cut back / flash back, model seutas benang, naratif, deskripsi, gabungan (informatif, ringkasan dan kejutan), dan tanpa penyelesaian.
Tahapan Pembuatan Feature
Tahap orientasi
Proses
Resolusi
Contoh Feature Human Interest
Pekerjaan Menjijikkan Namun Menjanjikan
Siang terik dengan udara yang panas tidak menghalangi pekerjaannya. Bau besi karatan, botol-botol bekas, kardus serta koran berserakan adalah sahabat setiap hari untuk menyambung hidup keluarga. Tubuhnya tinggi dan kurus, rambutnya ikal serta kulitnya hitam mencerminkan seorang yang hidupnya tidak mudah. Wajah sayunya lebih tua dibandingkan usia sebenarnya.
Nama aslinya adalah Sunar, tetapi karena anak laki-lakinya bernama Ricki, maka ia sering dipanggil Pak Ricki. Nasib membawa Pak Ricki pada pekerjaan kotor itu. Pemulung atau tukang rosok adalah sebutan untuk pekerjaannya. Sebelum menjadi tukang rosok, ia bekerja serabutan. Penghasilan setiap hari tidak tetap dan selalu kekurangan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
Kehidupan keluarga kecilnya masih menumpang di rumah mertua, karena pekerjaan yang tidak tetap maka penghasilan uang yang diperoleh hanya sedikit. Uangnya tidak cukup untuk membangun rumah sendiri. Kondisi rumah mertuanya pun tak jauh beda, penuh dengan kekurangan.
Di desa tempat tinggalnya, sudah menjadi suatu tradisi jika seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap maka solusinya adalah merantau. Harapannya adalah bisa merubah nasib dan sukses. Melihat dari tetangga sebelahnya yang sukses transmigrasi dan kini sudah menjadi juragan sawit yang terkenal, keinginan merantau itu semakin kuat.
Melalui sebuah agen, berangkatlah keluarga Pak Ricky merantau ke Sumatra, tepatnya di Bengkulu. Akan tetapi belum genap tiga bulan berada di pulau itu, ia harus kembali ke rumah. Tempatnya hidup di pedalaman Bengkulu berdekatan langsung dengan penduduk asli Bengkulu. Mereka sangat tidak suka dengan kehadiran transmigran. Ketika malam, rumah-rumah para transmigran dijarah. Barang-barang seadanya diambil oleh penduduk setempat. Hidup yang diwarnai ancaman setiap hari itulah yang membuat keluarga Pak Ricki kembali ke Jawa.
Mimpi untuk sukses dan merubah masib sudah kandas. Kerugian semakin dirasakan oleh Pak Ricki. Uang untuk biaya keberangkatan merantaunya tidaklah sedikit, belum kembali modal untuk menutupi biaya tersebut, ia sudah kembali lagi ke rumah tanpa hasil apapun.
Gerakan kristenisasi melalui iming-iming yang menggiurkan membuat Pak Ricki murtad. Demi sembako dan kebutuhan hidup lainnya, ia rela menggadaikan agama islam yang selama ini ia yakini. Tak lama, kehidupan miskin kembali ia alami. Fasilitas dari gerakan kristenisasi tidaklah menjamin kehidupan lebih baik, karena semua fasilitas yang dulu diberikan tidak berlangsung lama. Suatu sore, Pak Ricki datang ke rumah Pak Takmir masjid, kunjungan ke rumah tersebut sebenarnya untuk mengurus Kartu Keluarga mengenai perpindahannya yang hanya sebentar dari Sumatra kembali ke Jawa. Pak Takmir masjid adalah dukuh di desanya.
Laki-laki 37 tahun ini menceritakan kesusahan hidupnya pada Pak Takmir masjid. Sepertinya hidup ini tidak pernah berpihak pada Pak Ricki. Di sela-sela perbincangan dengan Pak Takmir itu, ia ingin kembali lagi menjadi seorang muslim. Pak takmir sangat senang dengan keputusan Pak Ricki untuk kembali menjadi seorang muslim dan dengan saran-sarannya berharap bisa merubah kehidupan warganya itu.
Maka Pak Takmir menyarankan suatu pekerjaan untuknya. Pekerjaan yang orang lain tidak mau menekuni. Mungkin karena orang-orang enggan bersentuhan dengan sesuatu yang bau, jorok, dan bekas. Pekerjaan baru yang ditekuni ini belum ada di desanya yaitu sebagai tukang rosok atau pemulung. Pada awalnya Pak Ricki seperti orang-orang lain, tidak mau menerima pekerjaan yang diusulkan oleh Pak Takmir masjid. Malu rasanya bekerja seperti itu, sama saja dengan memungguti barang-barang yang orang lain sudah tidak mau memakainya lagi.
Hidup dengan modal gengsi tidak akan kenyang, itu adalah nasehat dari Pak Takmir masjid. Selama suatu pekerjaan halal dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga, kenapa harus gengsi melakukannya. Melalui perbincangan dan nasehat-nasehat Pak Takmir, akhirnya Pak Ricki mau menekuni pekerjaan itu. Akan tetapi permasalahan muncul ketika usahanya tersebut tidak mempunyai modal. Pak Takmir dengan senang hati meminjamkan uangnya untuk modal pekerjaan baru Pak Ricki tersebut.
Bapak satu anak ini adalah orang pertama di desanya yang mau mengelola barang-barang rosok. Awalnya pekerjaan ini di pandang sebelah mata. Seperti halnya Pak Ricki yang awalnya meremehkan pekerjaan barunya itu. Akan tetapi karena tidak ada pesaing yang mengelola rosokan, pekerjaan menjijikkan ini menjadi sesuatu yang sangat menjanjikan.
Barang-barang rosok yang dikumpulkan beberapa minggu dijual ke pengepul. Penghasilan yang lumayan ini ditabung sedikit demi sedikit. Barang-barang rosok yang didapat tidak semuanya langsung dijual, tetapi terlebih dulu ada yang dibenahi dengan harapan nilai jualnya lebih tinggi. Misalnya sepeda bekas yang dibeli dengan harga Rp. 30.000 setelah diperbaiki dan di cat ulang bisa laku dengan harga Rp. 300.000.
Semakin hari, pekerjaan ini bisa membuat perubahan pada kehidupan Pak Ricki. Terbukti dengan rumahnya kini baru dengan toko klontong yang tak pernah sepi pembeli. Dan di samping kanan rumah barunya terdapat bengkel kecil-kecilan. Dua tahun menjalani pekerjaan tukang rosok dan menjadi sukses tidak membuat Pak Ricki lupa dengan Allah. Tak pernah lagi ia menggadaikan agamanya.
Panas terik dengan bau barang bekas kini diwarnai dengan senyum Pak Ricki. Ini adalah jalan rejekinya. Ditemani sepeda motor baru dari hasil menabung, Pak Ricki mendatangi rumah-rumah dan pasar untuk menjalankan pekerjaannya. Tak ada lagi guratan-guratan tua di wajahnya. Senyum telah menghapus kesedihannya.
Penulis: Utami Pratiwi

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Feature adalah tulisan dengan gaya karangan khas atau berita yang difeaturekan. Feature disebut berita tidak langsung karena tidak langsung mengemukakan 5W+1H pada bagian awal berita seperti pada gaya straight news. Unsur 5W+1H terurai dalam berita dan mencapai puncak atau klimaksnya pada akhir berita. Feature news lebih menonjolkan bagaimana (how) dan mengapa (why), sedangkan empat unsur lainnya (what, who, when, where) menjadi pendukung. Ide dasar feature news, antara lain faktual, tidak dicampur dengan opini wartawan, ada awal, ada pertengahan, dan ada akhir, serta bentuknya bukan piramida terbalik.

DAFTAR PUSTAKA
Sumadiria, AS Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Cetakan Kelima. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
http://rosyidatulhidayati.blogspot.com/2008/05/sejarah-feature
https://docs.google.com/document