Minggu, 10 Januari 2016

MARKETING ONLINE

Penjelasan Marketing Online
Secara garis besar internet marketing adalah melakukan suatu tindakan pemasaran produk atau suatu jasa yang di pasarkan melalui media internet (online). Dalam Pengertian Internet Marketing di sebut juga e-marketing atau e-pemasaran (electronic) dan tidak jauh berbeda dengan pemasaran secara offline. Cuma bedanya kita melakukan kegiatan itu memanfaatkan media internet (online). Internet Marketing (emarketing) is the process of growing and promoting an organization using online media.” (Wikipedia). Jadi seperti itulah definisi dari Wikipedia, yang sering dijadikan rujukan otoritatif bagi para netter. Melanjutkan definisi itu, wikipedia menuliskan bahwa metode di dalam emarketing termasuk: optimasi dari mesin pencari, penayangan iklan, pemasaran via e-mail, affiliate marketing, interactive advertising and viral marketing.
Kiranya definisi itu sangat cocok untuk perusahaan yang berbasis dunia nyata  yang menjadikan Internet hanya sebagai sebuah media. Sebagai “sarana baru” atau “pasar baru”. Disini internet hanya sebagian kecil dari sebuah upaya marketing perusahaan yang jangkauannya sangat luas. Dalam pengertian ini, emarketing mungkin sangat dekat dengan fungsi promosi dan penjualan (sales) di dalam pengertian marketing tradisional. Akan tetapi bagi perusahaan-perusahaan yang beroperasi sepenuhnya di Internet (pasar, produk, layanan, interaksi, transaksi), seperti perusahaan mesin pencari (search engine), layanan hosting, social networking, dll, pengertian emarketing tersebut terlalu sempit. Bahkan, untuk sebuah situs pribadi atau blog yang sepenuhnya hidup di dunia virtual, kebutuhan akan emarketing jauh lebih luas daripada sekedar promosi dan penjualan.
Sedangkan pengertian tentang E-Marketing menurut Armstrong dan Kottler (2004:74) adalah sebagai berikut: “E-Marketing is the marketing side of E-Commerce, it consists of company efforts to communicate abaout, promote and sell products and services over the internet.” Yang bisa diartikan sebagai berikut: E-Marketing adalah sisi pemasaran dari E-Commerce , yang terdiri dari kerja dari perusahaan untuk mengkomunikasikan sesuatu, mempromosikan, dan menjual barang dan jasa melalui internet. Menurut American Marketing Association yang dikutip oleh Kleindl dan Burrow (2005) marketing adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari ide atau pemikiran konsep, harga, promosi dan distribusi. Marketing dapat diartikan lebih sederhana yakni pembangunan dan pemeliharaan hubungan yang saling memuaskan antara perusahaan dan konsumen.
Saat ini marketing telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Aktivitas marketing menjadi lebih luas dengan adanya internet. Penggunaan internet dan fasilitas yang ada di dalam internet untuk melakukan aktivitas marketing dikenal sebagai e-marketing (Kleindl dan Burrow, 2005). Menurut Boone dan Kurtz (2005) e-marketing adalah salah satu komponen dalam e-commerce dengan kepentingan khusus oleh marketer, yakni strategi proses pembuatan, pendistribusian, promosi, dan penetapan harga barang dan jasa kepada pangsapasar internet atau melalui peralatan digital lain. Sedangkan menurut Strauss dan Frost (2001) e-marketing adalah penggunaan data dan aplikasi elektronik untuk perencanaan dan pelaksanaan konsep, distribusi, promosi, dan penetapan harga untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Keuntungan yang dapat diberikan dengan adanya penggunaan E-marketing ini bagi perusahaan menurut Jamal (1996:18) yaitu:
a. Mampu menjangkau berbagai konsumen dalam suatu lingkungan yang belum dipenuhi oleh pesaing.
b. Target adalah konsumen yang telah terbagi ke dalam kelompok dan mengembangkan dialog berkelanjutan.
Jenis Internet Marketing
Internet marketing dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang lebih khusus seperti web marketing, email marketing dan sosial media marketing :
1) Web Marketing
Web marketing adalah teknik pemasaran menggunakan media website. Ada berbagai macam contoh pemasaran menggunakan media website yang pastinya sering kita temui di internet, seperti salah satu contohnya adalah situs affiliate marketing atau situs yang menawarkan produk orang lain untuk dijual kembali. Ciri khas dari situs affiliate marketing adalah tampilannya yang hanya 1 kolom, hal ini bertujuan untuk membuat pengunjung fokus pada inti artikel tersebut.
2) Email Marketing
Email marketing atau pemasaran melalui media email mungkin tak setenar atau tak sepopuler web marketing, meski demikian bukan berarti email marketing tidak efektif untuk menjaring pelanggan, anggapan tersebut sama sekali tidak benar, karena justru email marketing dinilai oleh para Internet Marketer Profesional sebagai media promosi online terbaik. Pernyataan tersebut tentu bukanlah tanpa alasan, mengingat bahwa email merupakan salah satu media komunikasi online yang sifatnya cukup private, itu artinya pemasaran menggunakan email sangatlah tepat untuk melakukan penawaran secara personal atau bisa dibilang sebagai penawaran ekslusif.
3) Social Media Marketing
Social media merupakan salah satu contoh teknik pemasaran online yang cukup digemari oleh para Internet Marketers saat ini, alasan utamanya tak lain dan tak bukan adalah karena biaya promosi yang murah, bahkan jika semua dikerjakan manual, maka tidak akan ada biaya sama sekali alias gratis (diluar biaya kuota internet). Kekuatan media sosial sebagai media promosi tentu tak bisa diragukan lagi, hal ini dikarenakan jumlah dari pengguna media sosial yang terlampau banyak, membuatnya sebagai tempat paling tepat untuk melakukan promosi online.
Tools Internet Marketing
Terdapat puluhan atau bahkan ratusan tools untuk mendukung aktifitas internet marketing yang Anda lakukan, namun tak semua tool tersebut bisa Anda gunakan secara gratis, sebagian besar memerlukan biaya yang bisa dibilang tidak murah. Singkat saja, berikut beberapa tools internet marketing gratis yang bisa Anda coba secara cuma-cuma.
1) Web Optimization Tools
Untuk mengoptimalkan kinerja website, Anda bisa menggunakan beberapa tools online gratis dibawah ini.
Open Site Explorer : Open Site Explorer (OSE) adalah tools untuk meningkatkan SEO blog Anda.
Google Analytic : Sesuai namanya, ini adalah tools buatan Google untuk mengecek aktifitas pengunjung di blog Anda.
Google Trends : Untuk mencari tahu apa yang menjadi trend di suatu negara.
2) Email Marketing Tools
Untuk membantu Anda dalam melakukan promosi via email, silahkan gunakan tools marketing online berikut ini.
MailChimp : Mengirim ratusan email secara otomatis kepada subcriber kita.
HemingWay : Tools marketing online yang akan membantu Anda untuk membuat penawaran yang menarik.
3) Social Management Tools
Memiliki ratusan akun sosial media tentu merepotkan bukan ? untuk itu silahkan coba beberapa tools untuk mengelola akun media sosial Anda.
Tweepi : Menyediakan berbagai fitur otomisasi akun Twitter.
HootSuite : Tool terbaik untuk melakukan management seluruh akun media Sosial Anda.
Bitly : Untuk memendekkan URL dan juga memantau jumlah klik.
Strategi Internet Marketing
Dalam bisnis internet marketing, Anda juga harus mempelajari tentang strategi dalam melakukan internet marketing, karena tanpa strategi maka akan sulit bagi Anda untuk mendapatkan penjualan.
Berikut 3 contoh strategi dalam melakukan pemasaran via internet.
1) Membuat Komunitas Online
Buatlah komunitas yang berhubungang dengan produk yang Anda jual, misalnya Anda berjualan baju korea, maka cobalah untuk membuat komunitas K-Lover atau sejenisnya.
2) Melakukan Survei
Dari komunitas tersebut Anda bisa melakukan survei tentang produk / pelayanan apa yang sesungguhnya mereka butuhkan.
3) Melakukan Promosi
Lakukan 'soft selling promotion' atau promosi secara halus, caranya dengan membagikan informasi bermanfaat yang ujung-ujungnya menyarankan pembaca untuk membeli produk Anda.

Sumber
http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.seoterpadu.com/2015/03/pengertian-apa-itu-internet-marketing.html?m%3D1&ei=rURkoMdd&lc=id-ID&s=1&m=200&ts=1452480243&sig=ALL1Aj6Z0A7RJC4MF5bHgktjGuc0ir1yqg
http://googleweblight.com/?lite_url=http://deffapriyandika.blogspot.com/2013/01/pengertian-online-marketing.html?m%3D1&ei=rURkoMdd&lc=id-ID&s=1&m=200&ts=1452480243&sig=ALL1Aj7N563v4TgVKL5zmRV612akLgFyTg

Rabu, 09 Desember 2015

CONTOH HARD NEWS

KPU minta masyarakat ikut awasi rekapitulasi suara Pilkada

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ferry Kurnia Rizkiyansyah menjelaskan, bahwa publik bisa memantau langsung proses penghitungan suara melalui website resminya. Menurutnya seluruh data rekapitulasi C1 akan dilampirkan dalam situs pilkada2015.kpu.go.id.

Hasil dari C1 yang sekarang sudah ada dibuat teman-teman KPPS, ini langsung ada satu form yang dibawa ke kabupaten kota. Form yang dibawa ke kabupaten kota itu nanti akan langsung discan dan direkap, jadi hasil scannya dalam bentuk image itu akan ditampilkan di website kita. Hasil rekapnya pun akan ditampilkan kepada publik.

Menurut Ferry, hal tersebut guna menunjang langkah transparansi di lembaganya. Dia berharap, selain memilih, masyarakat juga berpartisipasi dalam pemantauan.

"Kita berharap inilah proses formal yang harus dilalui. Ini menjadi aspek transparansi kita dan menindaklanjuti supaya kita terhindar dari manipulasi," tuturnya.

Selain itu, menurut Ferry, tanggal 10 sampai 16 Desember mendatang akan ada rekapitulasi di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Hal tersebut langsung dilakukan pasca terkumpulnya suara masyarakat di Tempat Pemungutan suara (TPS).

"Jadi rekapitulasi tidak di tingkat TPS lagi tapi langsung bergerak ke PPK," ucapnya.

Sedangkan pada tanggal 17 sampai 18 mendatang diharapkan sudah ada rekapitulasi di tingkat kabupaten kota. Dia juga berharap, agar proses Pilkada serentak di 264 daerah tersebut berjalan tanpa kendala.
(mdk/rnd)

Sumber:
http://googleweblight.com/?lite_url=http://m.merdeka.com/politik/kpu-minta-masyarakat-ikut-awasi-rekapitulasi-suara-pilkada.html&lc=id-ID&s=1&m=200&ts=1449658561&sig=ALL1Aj7z-6tyuH_VUceZSY7yHSoXB-P6RA

Selasa, 01 Desember 2015

MAKALAH TENTANG FEATURE BESERTA CONTOHNYA

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat, rahmat, dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah Cyber Media.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas tentang penjelasan feature, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi dan referensi.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, dari pembahasan sampai dari ejaan bahasanya. Oleh karena itu saya mengaharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun, guna terciptanya suatu koreksi yang baik untuk dapat di jadikan acuan di kemudian hari.

Bandung, 1 Desember 2015

Penulis,

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketika seorang jurnalis memakai pendekatan sastra, teknik penulisan feature menjadi sarana untuk mengembangkan gaya penulisan berita (news) yang mengupas masalah human interest, dan penulisan opini (views) sebagai sarana untuk memikat pembaca dengan sajian penulisan yang ringan, cair, dan tak sulit dipahami. Ada saatnya suatu berita tidak dapat ditulis dengan fakta liputan yang sebenarnya dikarenakan alasan kode etik jurnalistik. Pada saat itulah dunia sastra berbicara. Namun, kondisi ini telah dipelopori penulisannya oleh Wolfe dalam bentuk jurnalisme sastra. Pemakaian gaya fiksi untuk mengemas laporan jurnalistik memunculkan fenomena baru dalam hal fakta, perubahan definisi, proses pengamatan dan pencariannya. Begitu pula dalam hal kaitan penyajian serta perubahan konversi bentuk dan gaya pengulasan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berusaha untuk memaparkan lebih jelas tentang sejarah feature dalam media massa, pengertian feature serta hal lain yang menyangkut paut dengan feature itu sendiri.
Rumusan Masalah
Bagaimana awal terbentuknya dan apa pengertian dari feature ?
Apa saja fungsi dan karakter dari feature?
Apa saja jenis-jenis dan struktur feature?
Bagaimana tahapan atau proses pembuatan feature?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui dan memahami sejarah dan pengertian dari feature.
Untuk mengetahui dan memahami fungsi dan karakter dari feature.
Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis dan struktur feature.
Untuk mengetahui tahapan pembuatan feature.

BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah dan Pengertian Feature
Lahirnya Feature dalam Media Massa
Awal mula lahirnya feature dalam suatu surat kabar harian diperkenalkan oleh Thomas Wolfe. Keinginannya untuk menulis dengan cara yang berbeda yang gagasannya dilatarbelakangi oleh dunia wartawan Amerika tahun 1928-an. Latar belakang penulisan feature lainnya ialah pimpinan seorang mahasiswa jurnalistik yang mempunyai keinginan untuk menulis novel. Pada saat itu Wolfe yang menjadi mahasiswa jurnalistik telah lulus tingkat doctoral (1957) dan mulai bekerja di New York Herald Tribune (1962). Realitas dunia industri AS pada saat itu tidak menjanjikan penyelesaian bagi persoalan-persoalan di masyarakat. Wolfe sebagai inspirator jurnalisme sastra merasa frustasi dengan gaya penulisan lama yang tidak mengakomodasi kemampuannya untuk mempertunjukkan kembali (recreate) atmosfer fakta liputan.
Pada saat itulah dunia sastra berbicara. Namun, kondisi ini telah dipelopori penulisannya oleh Wolfe dalam bentuk jurnalisme sastra. Pemakaian gaya fiksi untuk mengemas laporan jurnalistik memunculkan fenomena baru dalam hal fakta, perubahan definisi, proses pengamatan dan pencariannya. Begitu pula dalam hal kaitan penyajian serta perubahan konversi bentuk dan gaya pengulasan. Melvin Mencher , 1997 (oleh Ellen Wilson dalam The Purpose Decades: A Reader, 1982) menyebut bentuk penulisan jurnalistik yang memakai gaya fiksi lanjutan dari gaya nonfiksi tahun 1950-an sebagai antisenden bagi kerja jurnalistik. Bentuk tulisannya dinilai memperkenalkan cara penulisan baru.
Penulisan feature menurut Williamson dalam Kurnia (2005:5) nilai berita dalam feature tersebut berita peristiwanya mesti dikreasikan kembali secara subjektif agar enak dibaca dan perlu informasinya tanpa meniadakan akurasi dan verifikasi fakta.
Jadi kemunculan feature dalam suatu harian tidak lepas dari sebuah gaya penulisan yang subjektif. Lebih lanjut disebutkan oleh Kurnia penulis yang amat baik erat dengan idealisme tertentu. Ia mendedikasikan tulisannya untuk melayani pembaca yang memercayainya bahwa ia akan memberikan informasi yang akurat dan lengkap, sembari tetap menghargai pendapat orang lain yang berlainan. Para wartawan penulisan feature mendedikasikan tulisannya dalam bentuk representasi subjektif dari penulisannya.
Dari eksperimentasi sastra kemudian telah dikembangkan penulisan feature menjadi dua klasifikasi, yaitu teknik penulisan berita (news feature) dan teknik penulisan artikel (article feature). Pada saat ini yang dibutuhkan oleh massa adalah gaya penulian fleksibel yang tidak biasa agar bisa menampung segala hal yang dihilangkan dalam straight news/ pelaporan jurnalistik yang merupakan karnaval pelbagai pikiran dan emosi orang-orang yang pada saat itu diamati.
Dalam jurnalisme sastra telah disebutkan bahwa feature adalah kategori lain penulian koran yang pada saat itu mengedepankan model hard news. Pada tahun 1960-an, kelainan itu mulai didiskusikan kalangan akademisi yang berupaya membakukan tata nilai dalam dunia jurnalisme. Prof. Georde. A. High (Michigan State University) dalam buku News Writing (1975) telah menyebutkan bahwa feature meningkatkan kualitas pemahaman pembaca pada kealamiahan berbagai situasi kemanusiaan. Dalam hal ini, penulian menjadi bagian dari sebuah kejadian atau bagian dari sesuatu yang terjadi.
Pengertian Feature
Feature merupakan  bentuk tulisan yang dalam dan enak untuk disimak. Kisahnya deskriptif, memaparkan peristiwa secara objektif, sehingga bisa membangkitkan bayangan-bayangan kejadian yang sesungguhnya kepada pembaca. Secara sederhana, feature adalah cerita atau karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik. Disebut cerita atau karangan khas, karena feature bukanlah penuturan atau laporan tentang fakta secara lurus atau lempang sebagaimana dijumpa pada berita langsung (straight news).
River (1967) dalam bukunya  the mass media: reporting, writing, editing. ia mengatakan bahwa kita mempunyai kisah atas fakta-fakta yang telanjang, dan itu kita sebut berita. Menurut Mc. Kinney, Feature adaah suatu tulisan yang berada di luar tulisan bersifat berita langsung. Dalam tulisan ini pegangan utama 5W1H dapat diabaikan. Sedangkan Wolseley dan Campbell dalam Exploring Juornalism (1957) memasukkan featre pada surat kabar ke dalam segi hiburan (entertainment). Secara gamblang ia mengiaskan feature pada surat kabar sebagai asinan dalam sajian makanan. Ia idak memberikan kalori utama, tetapi ia menimbulkan selera makan dan penyedap. Ia merupakan bagian cukup penting, sehingga surat kabar memenuhi pula fungsi ketiga yang tidak dapat diabaikan, yakni hiburan (entertainment) di samping fungsi memberi informasi dan pendidikan (Assegaff, 1983:55)[2]
Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah. Penulis melukis gambar dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi pembaca; ia menarik pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya mengidentifikasikan diri dengan tokoh utama. Penulis feature untuk sebagian besar tetap menggunakan penulisan jurnalistik dasar, karena ia tahu bahwa teknik-teknik itu sangat efektif untuk berkomunikasi. Tapi bila ada aturan yang mengurangi kelincahannya untuk mengisahkan suatu cerita, ia segera menerobos aturan itu.
Batasan feature macam-macam. Umumnya orang mengartikannya sebagai : karangan khas. Rasanya, pengertian itu belum menjelaskan apa-apa. Deskripsi feature yang agak jelas barangkali yang ini, “cerita feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan member informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan”. Asep Syamsul M. Romli (2009:22- 23), penulis buku jurnalistik, praktisi media dan  beberapa dosen di sejumlah perguruan tinggi, menjelaskan bahwa dari sejumlah pengertian feature yang ada, dapat ditemukan beberapa ciri khas tulisan feature, antara lain:
Mengandung segi human interest
Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi atau menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata lain, sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touch atau menyentuh rasa manusiawi. Karenanya,feature termasuk dalam kategori soft news (berita ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news (berita keras), yang isinya mengacu kepada dan pemahamannya lebih banyak menggunakan pemikiran.
Mengandung unsur sastra
Satu hal penting dalam sebuah feature adalah ia harus mengandung unsur sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen atau novel bacaan ringan dan menyenangkan namun tetap informatif dan faktual. Karenanya pula, seorang penulis feature pada prinsipnya adalah seorang yang sedang bercerita.
Fungsi dan Karakterisik Feature
Fungsi Feature
Dengan kedudukan yang sangat penting dan tak tergantikan tersebut, maka fungsi feature mencakup lima hal :
Sebagai pelengkap sekaligus variasi sajian berita langsung (straight news).
Pemberi informasi tentang situasi, keadaan, atau peristiwa yang terjadi.
Penghibur atau sarana rekreasi dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan.
Wahana pemberi nilai dan makna terhadap suatu keadaan atau peristiwa.
Sarana ekspresi yang paling efektif dalam mempengaruhi khalayak.
Karakteristik Feature
Kreatif
Memungkinkan penulis “mencipta” sebuah cerita (dengan teknik berkisah), namun bukan cerita fiktif. Laporan feature harus mengkreasikan sudut pandang penulis berdasarkan riset terhadap fakta-fakta yang telah ditelusuri.
Subjektif
Dengan penggunaan model aku, memungkinkan penulis memasukkan emosi dan pikirannya. Sangat mungkin menggunakan sudut pandang orang pertama, atau “saya” dengan emosi campur nalar, sebagai cara mendapatkan fakta-fakta.
Informatif
Feature memang terkadang tidak memiliki nilai berita. Ia justeru cenderung memberi nilai informasi mengenai situasi/aspek kehidupan. Materi laporan tentang hal yang ringan, namun berguna bagi masyarakat. Seperti situasi saat peristiwa terjadi dan tidak diliput media lain.
Menghibur
Bahan feature dengan sengaja dicarikan dari cerita yang ekslusif dan ditulis secara mendalam (indepth), termasuk aspek humor yang menyertainya. Laporan harus berwarna-warni terhadap berita-berita rutin seperti pembunuhan, selingkuh, bencana alam dll, sehingga pembaca larut dalam kesedihan atau malah tertawa terbahak-bahak.
Awet/Tidak Dibatasi Waktu (unperishable)
Berita bisa basi dalam 24 jam, tapi feature tak akan pernah basi bahwa feature tidak lapuk dimakan deadline, karena topiknya dibahas secara mendalam.
Jenis-Jenis Feature dan Struktur Feature
Jenis-Jenis Feature
Menurut Wolseley dan Campbell dalam  exploring Juornalism (Assegaff,1983:56), paling tidak terdapat enam jenis feature yang kita kenali sehari-hari: (1) feature minat insani (human interest feature), (2) feature sejarah (hystorical feature), (3) feature biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seorang tokoh (bigrafical feature), (4) feature perjalanan (travelogue feature), (5) feature yang mengajarkan sesuatu keahlian atau petunjuk praktis (how to do feature), dan (6) feature ilmiah (scientific faeture).
Feature Human Interest
Yaitu Feature yang muatan isinya langsung dapat menyentuh rasa perikemanusiaan pembaca, seperti kegembiraan, kejengkelan, bahkan kebenciannya. Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit, kehidupan seorang petugas kebersihan di jalanan, liku-liku kehidupan seorang guru di daerah terpencil, suka-duka menjadi dai di wilayah pedalaman, atau kisah seorang penjahat yang dapat menimbulkan kejengkelan.
Feature Profil Tokoh (biografi)
Feature biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seseorang, terutama kalangan tokoh seperti pemimpin pemerintahan dan masyarakat, public figure, atau mereka yang selalu mengabdikan hidupnya untuk negara, bangsa, atau sesuatu yang bermanfaat bagi peradaban umat manusia, senantiasa mendapat tempat yag terhormat di berbagai perpustakaan kampus dan sekolah di seluruh dunia. Misalnya, riwayat hidup seorang tokoh yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki keunikan sehingga bernilai berita tinggi. Itu sebabnya, kita bisa menuliskan tentang profil para pemimpin Islam di masa lalu, misalnya. Atau kita juga bisa cerita tentang kisahnya al-Khawarizmi, ilmuwan muslim yang menemukan angka nol.
Feature Perjalanan/Petualangan
Feature ini biasanya ditulis oleh pelaku perjalanan atau petualangan secara langsung atau tak langsung. Tulisan ini mengungkap laporan kisah perjalanan, fakta-fakta yang ditemui, dan kesan-kesan yang dirasakan selama perjalanan itu. Feature yang mengajak pembaca, pendengar, atau pemirsa untuk mengenali lebih dekat tentang suatu kegiatan atau tempat-tempat yang di nilai memiliki daya tarik tertentu. Dalam Feature jenis ini, subjektifitas penulis sangat menonjol dengan sudut pandang “aku” atau “kami”. Misalnya, tentang perjalanan menunaikan ibadah haji.
Feature Sejarah
Feature ini bercerita tentang fakta-fakta sejarah peristiwa dan tokoh masa lampau di suatu daerah atau tempat. Berbagai tempat dan peninggalan bersejarah, sejak ribuan tahun silam hingga satu abad terakhir, baik dalam lingkup nasional dan internasional maupun dalam lingkup regional dan lokal, senantiasa menjadi objek cerita feature yang amat menarik. Contohnya tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan RI,  peristiwa Keruntuhan Khilafah Islamiyah, sejarah tentang Istana al-Hamra dan benteng Granada. Melongok kejayaan Islam di masa lalu. Sejarah tentang kekejaman tentara Salib saat membantai kaum muslimin, sejarah pertama kali Islam masuk ke Indonesia dan sebagainya. Feature sejarah yang baik, mampu membawa pembacanya ke masa silam. Seolah para pembaca ikut masuk ke dalam peristiwa sejarah yang dibacanya.
Feature Tips (how to do feature)
Feature ini dikenal juga dengan informasi how to do it. Misalnya tentang memasak, merangkai bunga, membangun rumah, seni mendidik anak, panduan memilih perguruan tinggi, cara mengendarai bajaj, teknik beternak bebek, seni melobi calon mertua dan sebagainya.
Feature Ilmiah (Scientific Feature)
Feature yang mengungkapkan sesuatu yang berkaitan dengan dunia ilmu pengetahuan, disebut feature ilmiah. Feature yang menceritakan kloning domba di Inggris, kisah penelitian tentang habitat simpanse di Kalimantan, kisah penelitian alam bawah samudera oleh para ilmuwan LIPI dan Jepang, kisah tentang perjalan Niel Amstrong ke Bulan, merupakan feature ilmiah yang amat mengasyikkan untuk dibaca, didengar, atau ditonton. Feature ilmiah, tentu saja hanya akan berhasil sebagai suatu cerita pendek faktual ( true story), apabila penulisannya adalah orang yang sangat mencintai dunia iptek. Ia dekat dan bahkan terlibat luar-dalam dengan dunia yang dikisahkannya. Ia sangat menguasai masalah. Ia juga pemeran atau seorang partisipan. Feature ilmiah, biasanya lebih banyak tampil di telivisi daripada di radio dan majalah. Ia tak ubahnya film atau sinetron. Kelebihan fature ilmiah sebagai film atau sebagai sinetron inilah yang tak bisa ditandingi oleh surat kabar atau radio. Televisi, memang unggul dalam aspek visualisasi, dramatisasi, dan eksploitasi emosi.
Struktur Umum Feature
Secara umum feature memiliki struktur berupa model blok:
Kekuatan model penulisan blok juga dapat mempertahankan daya tarik cerita dari awal hingga akhir. Membuat cerita selalu menarik dan penuh kejutan. Struktur feature terdiri atas lead, tubuh dan penutup. Namun, Roy Paul Nelson dalam buku “feature and Article” mengaitkan hubungan antara feature dengan kajian jurnalisme sastra dalam sturuktur penulisan jurnalistik. Menurutnya, pengaruh sastra telah mengadopsi struktur penulisan feature kedalam urutan unsur judul, lead, tubuh dan penutup. Dalam penulisannya, judul adalah awal penarik minat pembaca. Pembaca yang penasaran ketika membaca judul yang aneh akan mencoba untuk mulai membaca lead-nya. Judul berbeda dengan headlines berita. Judul tidak perlu mengikuti seperangkat aturan yang mengikat headlines. Dalam feature judul bukan berupa ringkasan tulisan. Kepentingan judul didalam feature hanya sebagai penggugah pembaca dan menarik atensi pembaca.
Judul terbagi ke dalam berbagai jenis, diantaranya :
- Judul dari titik pandang isi
contoh : 6,5 Penganggur di Jabar,
- Judul how to (bagaiman untuk)
contoh : Pintar Bagi Waktu, Gimana Caranya?
- Judul 5W+1H
contoh : who = Ian Antono Lebih Suka Sedan, what = Dana Pendidikan pun Dinikmati Koruptor, where = Kebakaran di Pasar Baru, when = Tahun 2000, Abad Milenium Bergerak, why = Isu Agama Kerap Dijadikan Alat Kepentingan Kekuasaan, how = Arteri Kaku? Makanlah Agar-Agar
- Judul superlatif
contoh : Dian Olivia, Perempuan tercantik Sejagat
- Judul bertanya
contoh : Pakai Kacamata Jadi Norak ?
- Judul dari titik pandang bentuk
contoh : Nyoblos Sih Gampang, yang Penting Duitnya…?
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan judul, yaitu :
ritem (rima), humor, penyatuan kontras dan ironi, kategori the Take Off (semacam parodi dari judul buku, slogan iklan, program TV atau ekspresi-ekspresi populer lainnya), blurb (istilah bagi deretan kalimat keterangan yang diletakkan sebelum atau sesudah judul yang berfungsi menjelaskan judul, bukan untuk menegaskannya kembali.
Dalam menulis feature, lead menjadi sebuah standar bagi penulisan berita dan feature. Lead dibuat untuk menarik perhatian pembaca untuk mengikuti, memperlancar penuturan dan pemaparan kisah. Jenis-jenis lead, diantaranya : lead ringkasan, lead Humor, lead naratif, lead deskristif, lead kutipan, lead pertanyaan, lead pertanyaan mengejutkan, lead kejutan, lead generalisasi, lead informatif, lead menunjuk langsung, lead penggoda, lead teka-teki, lead pebandingan, lead seni dan lead gabungan.
Setelah menulis lead, barulah kita membuat badan tulisan. Hal yang menjadi acuan dalam membuat badan tulisan adalah menjaga pembaca agar tidak bosan dan penggunaan kutipan. Kutipan memberi penjelasan yang membeberkan berbagai hal otentik mengenai berbagai subyek laporan. Tiap kutipan harus mewakili artukulasi keahlian orang yang mengungkapkannya. Berikut adalah cara merangkai tulisan dalam body:
Paragraf diawali dengan bahan yang kuat untuk mendorong pembaca.
Menggunakan kata penghubung sehemat mungkin. Termasuk definisi biasa sebisa mungkin.
Memoles bagian sulit dan membosankan dengan human interst.
Kutipan pakar.
Sederhana dalam analogi.
Uraikan bahan statistic.
Latar belakang
Disamping poin itu juga seorang penulis harus memperhatikan unity, coherence dan emphasis dari tulisannya. Berikutnya, bagian penutup menjadi bagian paling penting dalam sebuah tulisan feature. Penulis harus bisa meringkas poin-poin penting di akhir atau menyajikan fakta baru sebagai akhir dari cerita. Jenis-jenis penutup, yaitu : ringkasan, klimaks, cut back / flash back, model seutas benang, naratif, deskripsi, gabungan (informatif, ringkasan dan kejutan), dan tanpa penyelesaian.
Tahapan Pembuatan Feature
Tahap orientasi
Proses
Resolusi
Contoh Feature Human Interest
Pekerjaan Menjijikkan Namun Menjanjikan
Siang terik dengan udara yang panas tidak menghalangi pekerjaannya. Bau besi karatan, botol-botol bekas, kardus serta koran berserakan adalah sahabat setiap hari untuk menyambung hidup keluarga. Tubuhnya tinggi dan kurus, rambutnya ikal serta kulitnya hitam mencerminkan seorang yang hidupnya tidak mudah. Wajah sayunya lebih tua dibandingkan usia sebenarnya.
Nama aslinya adalah Sunar, tetapi karena anak laki-lakinya bernama Ricki, maka ia sering dipanggil Pak Ricki. Nasib membawa Pak Ricki pada pekerjaan kotor itu. Pemulung atau tukang rosok adalah sebutan untuk pekerjaannya. Sebelum menjadi tukang rosok, ia bekerja serabutan. Penghasilan setiap hari tidak tetap dan selalu kekurangan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
Kehidupan keluarga kecilnya masih menumpang di rumah mertua, karena pekerjaan yang tidak tetap maka penghasilan uang yang diperoleh hanya sedikit. Uangnya tidak cukup untuk membangun rumah sendiri. Kondisi rumah mertuanya pun tak jauh beda, penuh dengan kekurangan.
Di desa tempat tinggalnya, sudah menjadi suatu tradisi jika seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap maka solusinya adalah merantau. Harapannya adalah bisa merubah nasib dan sukses. Melihat dari tetangga sebelahnya yang sukses transmigrasi dan kini sudah menjadi juragan sawit yang terkenal, keinginan merantau itu semakin kuat.
Melalui sebuah agen, berangkatlah keluarga Pak Ricky merantau ke Sumatra, tepatnya di Bengkulu. Akan tetapi belum genap tiga bulan berada di pulau itu, ia harus kembali ke rumah. Tempatnya hidup di pedalaman Bengkulu berdekatan langsung dengan penduduk asli Bengkulu. Mereka sangat tidak suka dengan kehadiran transmigran. Ketika malam, rumah-rumah para transmigran dijarah. Barang-barang seadanya diambil oleh penduduk setempat. Hidup yang diwarnai ancaman setiap hari itulah yang membuat keluarga Pak Ricki kembali ke Jawa.
Mimpi untuk sukses dan merubah masib sudah kandas. Kerugian semakin dirasakan oleh Pak Ricki. Uang untuk biaya keberangkatan merantaunya tidaklah sedikit, belum kembali modal untuk menutupi biaya tersebut, ia sudah kembali lagi ke rumah tanpa hasil apapun.
Gerakan kristenisasi melalui iming-iming yang menggiurkan membuat Pak Ricki murtad. Demi sembako dan kebutuhan hidup lainnya, ia rela menggadaikan agama islam yang selama ini ia yakini. Tak lama, kehidupan miskin kembali ia alami. Fasilitas dari gerakan kristenisasi tidaklah menjamin kehidupan lebih baik, karena semua fasilitas yang dulu diberikan tidak berlangsung lama. Suatu sore, Pak Ricki datang ke rumah Pak Takmir masjid, kunjungan ke rumah tersebut sebenarnya untuk mengurus Kartu Keluarga mengenai perpindahannya yang hanya sebentar dari Sumatra kembali ke Jawa. Pak Takmir masjid adalah dukuh di desanya.
Laki-laki 37 tahun ini menceritakan kesusahan hidupnya pada Pak Takmir masjid. Sepertinya hidup ini tidak pernah berpihak pada Pak Ricki. Di sela-sela perbincangan dengan Pak Takmir itu, ia ingin kembali lagi menjadi seorang muslim. Pak takmir sangat senang dengan keputusan Pak Ricki untuk kembali menjadi seorang muslim dan dengan saran-sarannya berharap bisa merubah kehidupan warganya itu.
Maka Pak Takmir menyarankan suatu pekerjaan untuknya. Pekerjaan yang orang lain tidak mau menekuni. Mungkin karena orang-orang enggan bersentuhan dengan sesuatu yang bau, jorok, dan bekas. Pekerjaan baru yang ditekuni ini belum ada di desanya yaitu sebagai tukang rosok atau pemulung. Pada awalnya Pak Ricki seperti orang-orang lain, tidak mau menerima pekerjaan yang diusulkan oleh Pak Takmir masjid. Malu rasanya bekerja seperti itu, sama saja dengan memungguti barang-barang yang orang lain sudah tidak mau memakainya lagi.
Hidup dengan modal gengsi tidak akan kenyang, itu adalah nasehat dari Pak Takmir masjid. Selama suatu pekerjaan halal dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga, kenapa harus gengsi melakukannya. Melalui perbincangan dan nasehat-nasehat Pak Takmir, akhirnya Pak Ricki mau menekuni pekerjaan itu. Akan tetapi permasalahan muncul ketika usahanya tersebut tidak mempunyai modal. Pak Takmir dengan senang hati meminjamkan uangnya untuk modal pekerjaan baru Pak Ricki tersebut.
Bapak satu anak ini adalah orang pertama di desanya yang mau mengelola barang-barang rosok. Awalnya pekerjaan ini di pandang sebelah mata. Seperti halnya Pak Ricki yang awalnya meremehkan pekerjaan barunya itu. Akan tetapi karena tidak ada pesaing yang mengelola rosokan, pekerjaan menjijikkan ini menjadi sesuatu yang sangat menjanjikan.
Barang-barang rosok yang dikumpulkan beberapa minggu dijual ke pengepul. Penghasilan yang lumayan ini ditabung sedikit demi sedikit. Barang-barang rosok yang didapat tidak semuanya langsung dijual, tetapi terlebih dulu ada yang dibenahi dengan harapan nilai jualnya lebih tinggi. Misalnya sepeda bekas yang dibeli dengan harga Rp. 30.000 setelah diperbaiki dan di cat ulang bisa laku dengan harga Rp. 300.000.
Semakin hari, pekerjaan ini bisa membuat perubahan pada kehidupan Pak Ricki. Terbukti dengan rumahnya kini baru dengan toko klontong yang tak pernah sepi pembeli. Dan di samping kanan rumah barunya terdapat bengkel kecil-kecilan. Dua tahun menjalani pekerjaan tukang rosok dan menjadi sukses tidak membuat Pak Ricki lupa dengan Allah. Tak pernah lagi ia menggadaikan agamanya.
Panas terik dengan bau barang bekas kini diwarnai dengan senyum Pak Ricki. Ini adalah jalan rejekinya. Ditemani sepeda motor baru dari hasil menabung, Pak Ricki mendatangi rumah-rumah dan pasar untuk menjalankan pekerjaannya. Tak ada lagi guratan-guratan tua di wajahnya. Senyum telah menghapus kesedihannya.
Penulis: Utami Pratiwi

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Feature adalah tulisan dengan gaya karangan khas atau berita yang difeaturekan. Feature disebut berita tidak langsung karena tidak langsung mengemukakan 5W+1H pada bagian awal berita seperti pada gaya straight news. Unsur 5W+1H terurai dalam berita dan mencapai puncak atau klimaksnya pada akhir berita. Feature news lebih menonjolkan bagaimana (how) dan mengapa (why), sedangkan empat unsur lainnya (what, who, when, where) menjadi pendukung. Ide dasar feature news, antara lain faktual, tidak dicampur dengan opini wartawan, ada awal, ada pertengahan, dan ada akhir, serta bentuknya bukan piramida terbalik.

DAFTAR PUSTAKA
Sumadiria, AS Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Cetakan Kelima. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
http://rosyidatulhidayati.blogspot.com/2008/05/sejarah-feature
https://docs.google.com/document

Rabu, 25 November 2015

KONVERGENSI MEDIA

Pengertian Konvergensi Media
Konvergensi berasal dari bahasa Inggris yaitu convergence. Kata konvergensi merujuk pada dua hal/benda atau lebih bertemu dan bersatu dalam suatu titik (Arismunandar, 2006:1). Konvergensi akan mudah dibayangkan jika menggunakannya dalam ilmu fisika khususnya tentang cahaya. Cahaya matahari datang dari berbagai sudut yang kemudian dikumpulkan atau dibiaskan oleh loop (kaca pembesar) pada satu titik. Penggabungan berkas-berkas cahaya tersebut adalah peritiwa konvergensi. Sehingga, konvergensi media berarti penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan ke dalam satu titik tujuan. Istilah konvergensi secara umum juga merujuk pada kaitannya dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (TIK). Kata konvergensi ini umum dipakai dalam perkembangan teknologi digital, integrasi teks, angka, gambar, video, dan suara.
Briggs dan Bourke (2002:267), seperti dikutip Dwyer di Media Convergence: Issues in Cultural and Media Studies (2010, bab 1), mengatakan bahwa istilah “konvergensi” diaplikasikan pada perkembangan teknologi digital yang paling sering terjadi, yaitu integrasi teks, angka, gambar, dan suara atau digitalisasi. Walaupun begitu, itu hanyalah ‘secuil’ dari perubahan di media saat ini. Satu perkembangan teknologi yang dilihat benar-benar mengubah bagaimana konten diproduksi, didistribusikan, dan dikonsumsi adalah Internet. Namun ini tidak untuk disalahkaprahkan, karena konvergensi media bukanlah persoalan internetisasi dan digitalisasi saja, melainkan ada implikasi pada newsroom, pada bagaimana konsumen mengkonsumsi konten (dan memproduksinya), dan pada media lama yang dikatakan terancam punah. Seperti bisa dilihat saat ini, berbagai media konvensional, terutama surat kabar dan televisi, sudah menggunakan teknologi Internet sebagai ‘perpanjangan’ dari apa yang mereka sudah miliki.
Terlihat simpel, tapi bila ditelaah, Internet sebenarnya merupakan ‘entitas’ yang berbeda ia bisa melakukan apa yang media konvensional lakukan, sekaligus menjadi platform bagi individu berkomunikasi antar satu sama lain. Seperti diungkapkan Dwyer (2010), Internet merupakan medium point-to-point tapi juga sekaligus point-to-multipoint (mass). Segala konten yang tersebar di Internet, baik itu video-video di Youtube, blog, profil Facebook, musik di MySpace, online game, mengubah bagaimana media diciptakan, disebar, dan dinikmati. Untuk mengerti ini, Dailey, Demo, dan Spillman (2005) menjabarkan 5 aktivitas konvergensi news organizations, yaitu: cross-promotion, cloning, “coopetition,” content sharing, dan full convergence. Yang pertama adalah yang paling sederhana—memberikan awareness akan mitra masing-masing. Yang kedua adalah menjiplak konten dari media lain. Yang ketiga merupakan usaha media untuk saling bekerjasama namun juga berkompetisi. Yang keempat adalah saling membagikan paket konten dan kadang anggaran. Dan yang terakhir, full convergence, media saling berbagi dalam mencari dan menyebarkan berita, dengan tujuan mengoptimalisasi kelebihan masing-masing media untuk menyampaikan berita. Dalam organisasi berita, bentuk konvergensi di lapangan bisa bervariasi dan pada bermacam-macam tingkat. Ada yang hanya menaruh link, ada juga yang sampai tahap di mana jurnalis surat kabar tampil on-air di televisi—sebaliknya, staf di TV juga menyumbangkan berita pada surat kabar. Hal ini memberikan akibatnya tersendiri. Jurnalis dituntut untuk bisa multitasking serta memiliki banyak kemampuan berkaitan dengan news-gathering. Bila dulu jurnalis hanya tinggal membawa notes dan pulpen, sekarang ada istilah “backpack journalism”, di mana satu jurnalis juga membawa kamera dan peralatan lainnya karena dituntut untuk bisa mendapatkan berita yang bisa diaplikasikan pada beragam platform.
Pada tahun 1990, Bill Gates pernah meramalkan, 10 tahun lagi (tahun 2000) suratkabar cetak akan mati digantikan oleh teknologi suratkabar baru yang berbasis teks elektronik. Setelah sepuluh tahun berselang, pendiri Microsoft tersebut, merevisi prediksinya, yakni sekitar 50 (lima puluh tahun) kedepan, ramalannya baru akan terwujud. Prediksi yang dikemukakan Gates memang tidak terbukti tepat waktu, namun terlepas dari perdebatan apakah benar saat ini suratkabar elektronik akan mematikan suratkabar cetak, sekadar menggantikan, atau bahkan menyempurnakannya, teknologi selalu menjadi bagian terpenting dari perkembangan suatu jenis media massa. Kenyataan tersebut sejalan dengan teori konvergensi media yang menyatakan bahwa berbagai perkembangan bentuk media massa terus terjadi sejak awal penemuannya. Setiap model media terbaru cenderung menjadi perpanjangan atau evolusi dari model-model pendahulunya. Hukum teknologi berkembang berdasarkan deret ukur, melampaui deret hitung. Jika media konvensional tidak melakukan penyesuaian, akan tertinggal jauh. Demikianlah sifat perubahan dan penetrasi teknologi komunikasi terhadap media massa.
Dasar terbentuknya Konvergensi Media
John Fiske dalam bukunya Cultural and Communication Studies mengungkapkan kode-kode digital lebih mudah dipahami karena unit-unitnya dibedakan dengan jelas, berlainan dengan kode-kode analog yang bekerja dalam suatu skala kontinu. Jadi tidaklah heran jika dalam orientasi perkembangan peradaban manusia mengarah pada proses digitalisasi atau dengan kata lain proses menuju kemudahan, kelengkapan, dan kecepatan dalam mendapatkan dan memahami berbagai informasi.
Dari sisi bisnis, digitalisasi menjanjikan efisiensi biaya yang cukup signifikan dengan area cakupan yang lebih luas, kualitas pelayanan yang lebih baik dan mampu melayani pengguna jasa media berdasarkan kebutuhan mereka. Namun yang jauh lebih penting adalah digitalisasi mampu mendesak kelahiran beragam kreativitas dalam penyajian konten sehingga area cakupan bisnis dapat lebih diperluas.
Menurut Jonathan Parapak dari Universitas Pelita Harapan, tahapan perkembangan paradigma ini menjadi 3 tahapan proses, yaitu automatisasi, integrasi, dan kolaborasi. Mayoritas pelaku di kawasan ini berada di antara automatisasi dan integrasi, sementara hanya sebagian kecil yang telah mencapai tahap di antara integrasi dan kolaborasi.
Konvergensi media adalah bergabungnya (berintegrasinya) fungsi-fungsi beberapa media ke dalam satu media. Konvergensi media muncul karena :
Dorongan kebutuhan akan beberapa fungsi media
Dorongan kebutuhan akan efesiansi
Teknologi yang telah memungkinkan berintegrasinya fungsi-fungsi dari beberapa media tersebut.
Dampak Konvergensi Media :
Konvergensi media juga mengubah hubungan antara teknologi, industri, pasar, gaya hidup dan khalayak. Singkatnya, konvergensi mengubah pola-pola hubungan produksi dan konsumsi, yang penggunaannya berdampak serius pada berbagai bidang seperti ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan. Misalnya saja, bagaimana surat kabar harian Kompas yang dulunya hanya menyediakan berita di media cetak kemudian menghadapi perubahan teknologi yang drastis ini. Ternyata Koran kompas juga mengikuti perkembangan teknologi sehingga juga menyediakan berita di internet seperti kompas.com atau detik.com. Dengan tersedianya berita di internet yang bisa dikonsumsi dengan computer bahkan sekarang bisa mengkonsumsi berita dengan Handphone (HP), sehingga masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan informasi, hiburan, sosial, politik, bahkan bidang ekonomi misalnya, saat ini, orang tidak perlu repot lagi jika ingin berbelanja sesuatu, dari ponsel yang dimiliki bisa melakukan banyak hal misalnya membaca koran di pagi hari, bertegur sapa dengan para kolega, mengirim pesan penting dalam bentuk yang singkat (SMS) atau panjang melalui email, melakukan rapat-rapat penting, sampai pada melakukan transaksi dalam jumlah yang besar. Semua konten tersebut hadir dalam satu platform media.
SUMBER:
http://g341100009.blogspot.co.id/2015/06/konvergensi-media-adalah.html
http://maharddikhapratama.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-konvergenai-media-dan.html

Minggu, 01 November 2015

CITIZEN JOURNALISM



Pengertian Citizen Journalism
Citizen Journalism adalah praktek jurnalisme yang dilakukan oleh non profesional jurnalis dalam hal ini oleh warga. Citizen Journalis (Jurnalisme Warga) adalah warga biasa yang menjalankan fungsi selayaknya jurnalis profesional yang pada umumnya menggunakan channel media baru yaitu internet untuk menyebarkan informasi dan berita yang mereka dapat.
Shayne Bowman dan Chris Willis lantas mendefinisikan citizen journalism sebagai ‘…the act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and information”. Ada beberapa istilah yang dikaitkan dengan konsep citizen journalism. Public journalism, advocacy journalism, participatory journalism, participatory media, open source reporting, distributed journalism, citizens media, advocacy journalism, grassroot journalism, sampai we-media.
J.D. Lasica, dalam Online Journalism Review (2003), mengategorikan media citizen journalism ke dalam 6 tipe :
1.      Audience participation (seperti komenter user yang diattach pada kisah-kisah berita, blog-blog pribadi, foto, atau video footage yang diambil dari handycam pribadi, atau berita lokal yang ditulis oleh anggota komunitas).
2.      Situs web berita atau informasi independen (Consumer Reports, Drudge Report).
3.      Situs berita partisipatoris murni (OhmyNews).
4.      Situs media kolaboratif (Slashdot, Kuro5hin).
5.      Bentuk lain dari media ‘tipis’ (mailing list, newsletter e-mail).
6.      Situs penyiaran pribadi (situs penyiaran video, seperti KenRadio).
Pendapat tentang Jurnalisme warga/Citizen Journalism:
1.      Menurut Wikipedia
Jurnalisme warga (bahasa Inggris: citizen journalism) adalah kegiatan partisipasi aktif yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis serta penyampaian informasi dan berita. Tipe jurnalisme seperti ini akan menjadi paradigma dan tren baru tentang bagaimana pembaca atau pemirsa membentuk informasi dan berita di masa mendatang. Perkembangannya di Indonesia dipicu ketika pada tahun 2004 terjadi tragedi Tsunami di Aceh yang diliput sendiri oleh korban tsunami. Terbukti berita langsung dari korban dapat mengalahkan berita yang dibuat oleh jurnalis profesional.
2.      Menurut situs ruang dosen
Dirgahayu dalam Jurnal Observasi (2007) menyebutkan, saat ini pers berada dalam situasi di mana pengertian wartawan dan media mengalami pergeseran penting sebagai akibat dari perkembangan dua hal, yaitu perkembangan jurnalistik dan perkembangan media. Dunia jurnalistik kini mengalami perubahan. Dulu, reportase adalah tugas khusus yang dibebankan kepada wartawan atau reporter media massa. Sekarang setiap warga bisa melaporkan peristiwa kepada media.Inilah yang kemudian disebut citizen journalism, participatory journalism, atau ada juga yang menyebutkan open source journalism.
Sejarah Citizen Journalism
Kehadiran media internet di akhir tahun 1989 diduga adalah sebuah pemacu kuat terjadinya citizen journalism.Internet, dengan kecanggihan yang dimilikinya menawarkan kesempatan yang luas bagi publik untuk dapat menumpahkan ide dan gagasan mereka di situs-situs pribadi yang gratis dan simple yang lebih akrab disebut sebagai blog. Fenomena berjamurnya blog ini mungkin adalah sebuah bentuk eksistensi diri di dunia, maya bagi seseorang.Namun, lebih dari itu, bila kita lihat dari aspek lain, keberadaan blog ini memacu dunia tulis menulis di kalangan publik.
Informasi yang dulu hanya bisa dinikmati dari berbagai media massa melalui goresan tangan seorang wartawan, kini bisa dinikmati di berbagai tempat dengan berbagai tangan selain tangan wartawan. Sebenarnya citizen journalism tidak hanya terpatok pada satu media saja, seperti internet.Akan tetapi, mencakup semua jenis media. Hanya saja, memang media internet memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki media lain. Selain karena aksesnya yang lebih murah dan cepat, media internet pun menawarkan sebuah fasilitas berdialog langsung dengan audiens yang menjadi pembaca atau penikmatnya.
Dalam salah satu situs di internet, ada yang berpendapat bahwa kehadiran citizen journalism salah satunya dipicu oleh sebuah peristiwa yang terjadi di Amerika Serikat, tepatnya tahun 2004.Saat itu dilaksanakan pemilihan presiden Amerika. Bush dari partai Republik dan Kerry dari partai democrat yang bersaing ketat memperebutkan kursi kepresidenan. Dikatakan dalam situs tersebut bahwa masyarakat AS saat itu merasa jenuh dengan pemberitaan-pemberitaan yang ada di media. Pada akhirnya, mereka melampiaskan seluruh pendapat dan perasaannya ke dalam wadah weblog di mana semua yang mereka fikirkan dan mereka rasakan bisa dipublikasikan dan dibagikan dengan yang lainnya.
Perkembangan Citizen Journalism
Dapat dipastikan bahwa citizen journalism hadir dari sebuah perkembangan teknologi yang cepat yang dipelopori oleh kehadiran internet di akhir tahun 1990-an. Oleh karena citizen journalism hadir dari sebuah perkembangan teknologi, maka perkembangannya pun tak pernah terlepas dari perkembangan teknologi. Hubungan yang terjadi berbentuk linear, semakin tinggi perkembangan teknologi, semakin marak dan mendunia pula fenomena citizen journalism.Kita bisa melihat hal ini dengan studi realita yang ada.
Dahulu mungkin ingin membuat berita yang dibaca banyak orang itu susah. Ada beberapa cara sebenarnya, diantaranya dengan menyebarkan leaflet-leaflet gelap yang kemudian akan dibaca masyarakat secara luas. Ini adalah bentuk dari citizen journalism.Dalam konteks yang lebih berkembang lagi, kesemua perkembangan itu tidak lepas dari hal yang bernama ‘internet’. Begitu erat kaitan antara internet dengan citizen journalism.Tidak ada alasan lain yang bisa disampaikan kecuali memang dalam  internet itu ada sebuah keunikan berbeda.Selain karena hingga saat ini internet diakui sebagai sebuah media tercanggih yang memungkinkan orang untuk mengetahui banyak hal dengan hanya mengetikkan alamat situs saja.
Apalagi dewasa ini kebebasan berpendapat adalah sebuah hal yang sangat dijaga keberlangsungannya.Orang-orang semakin asik dengan kesenangannya mengomentari hal-hal terkecil yang bahkan mungkin kurang penting. Segala hal yang ada, baik itu tentang dirinya atau tentang lingkungan terdekatnya akan diungkapkan dalam sebuah tulisan. Fenomena ini adalah bentuk implikasi nyata dari berbagai kemudahan fasilitas teknologi yang disediakan.
Tak perlu kirim artikel lewat pos lagi ketika ingin artikel tersebut dibaca orang banyak di sebuah media massa cetak, misalnya. Saat ini yang cukup dilakukan adalah menulis dengan baik dan mengelola sebuah weblog dengan cermat.
Perkembangan citizen journalism di Indonesia bisa dikatakan belum begitu lama dan mengakar. Fenomena yang mengawali mungkin adalah situs detik.com, yang menampilkan berita-berita segar dan tidak terkungkung. Akan tetapi situs ini dibuat oleh insitusi untuk banyak orang. Berbeda dengan blog, majalah memiliki keterbatasan usia yang menjadi indikator bahwa tugas ini adalah sebuah bentuk dari wartawan dalam arti yang sempit.
WW memberikan analisanya bahwa blog ini akan booming dan meluas. Perpaduan antara fun dan hobby menjadikan blog semakin populer, selain itu di sini setiap orang bisa berpartisipasi di dalamnya. Contoh-contoh web 2.0 lain adalah seperti Friendster, Flickr, dimana lewat hal-hal itu kita bisa membangun jaringan social juga. Hanya sedikit saja mungkin hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan citizen journalism secara keseluruhan.Satu hal yang perlu disadari adalah bahwa perkembangan citizen journalism ini tak lepas dari perbincangan masalah perkembangan media internet.
Etika Citizen Journalism
Memang tidak ada batasan baku untuk citizen journalism dalam membuat suatu berita. Namun Citizen journalismjuga ada etikanya. Etika tersebut kurang lebih sama dengan etika menulis di media online diantaranya adalah tidak menyebarkan berita bohong, tidak mencemarkan nama baik, tidak memicu konflik SARA dan menyebutkan sumber berita dengan jelas.
Kelemahan Citizen Journalism dibandingkan wartawan:
  • Menceritakan sebuah kisah tentang kebebasan berpendapat yang kemudian dalam pelaksanaannya cukup membuat insan pers ‘agak’ khawatir. Bagaimana tidak, hal tersebut bisa dikatakan adalah sebuah ladang yang tadinya ekslusif bagi para wartawan, sekarang bisa dimasuki oleh siapapun juga. 
  • Dalam sebuah situs dikatakan, hal ini bisa jadi adalah sebuah ancaman tentang terbentuknya kekuatan baru di samping kekuatan pers yang legal di mata pemerintah. Ancaman ataupun tidak sebenarnya hal tersebut tergantung dari bagaimana cara kita menyikapinya. 
  • Suatu fenomena akan menjadi suatu masalah bila kita melihatnya dari sudut pandang negatifnya, tapi bisa saja berubah menjadi suatu hal yang baik bila kita memang bisa mencari nilai-nilai baik dari fenomena itu. Meskipun terkadang pencapaian kea rah itu memerlukan perjuangan yang tidak mudah. 
  • Berbicara tentang kelemahan dari citizen journalism, yang saya pikirkan saat ini adalah adanya kebebasan berpendapat yang cenderung tidak bertanggung jawab. 
  • Seorang jurnalis yang professional dan memang bernaung dalam sebuah lembaga yang legal di mata pemerintah dan publik, akan lebih bertanggung jawab dalam hal penyampaian pesan yang ia terima untuk di transfer ke khalayak ramai. Berbeda mungkin dengan kebanyakan dari citizen journalism yang hanya mementingkan keperluan pribadinya saja, tanpa memikirkan lebih lanjut tentang dampak dari berita yang ia siarkan, atau bahkan tanggung jawab apa yang dia emban setelah menuliskan berita itu. Contoh konkret dari hal ini misalnya.Seseorang menaruh tulisan provokatif tanpa klarifikasi terlebih dahulu kepada pihak-pihak yang bersangkutan sehingga membuat adanya ketidakstabilan kondisi yang terjadi.
  • Seorang wartawan, pada umumnya akan lebih memperhatikan masalah tersebut. Meski wartawan pun bisa memprovokasi, tetapi dia tetap memprovokasi secara bertanggung jawab karena dia berada dalam sebuah tatanan hukum yang tak bisa lepas mengikat.
  • Dengan adanya kebebasan yang kadang kebablasan ini juga, akhirnya banyak tindakan-tindakan criminal yang terjadi. Semakin bebas mengelurakan pendapat, semakin banyak pula kesempatan untuk terjadinya jurang-jurang yang mendalam antara pihak satu dengan pihak yang lainnya.
Kelebihan Citizen Journalism
  • Saya merupakan salah satu penggemar blog. Sebagai seorang penggemar, saya merasakan betul dampak kegemaran saya mengelola blog dengan penempatan minat saya dalam wadah yang sesuai. 
  • Sebagai penyuka baca dan tulis, bagi saya keadaan citizen journalism sangat membantu pembelajaran yang ada. Meskipun pada akhirnya bidang yang saya tekuni di kampus, jurnalistik, ‘direbut’ lahannya oleh publik, tetapi saya percaya bahwasanya kehadiran citizen journalism ini sangat bermanfaat bagi sebuah dinamisasi perkembangan yang dialami oleh insan pers selama ini. 
  • Selain itu, sebenarnya ketika seseorang menyukai aktivitas tulis menulis, maka ia akan terbiasa dengan sebuah sistematika yang ada dalam kaidah tulis menulis. Artinya apa, dengan adanya citizen journalism, sadar ataupun tidak sebenarnya masyarakat kita sedang belajar bagaimana mengorganisasikan pesan sehingga ia menjadi pesan yang enak dibaca dan bermanfaat bagi orang lain. 
  • Keberadaan citizen journalism juga sudah barang tentu meningkatkan wawasan masyarakat luas tentang perkembangan isu yang terjadi di dunia. Uniknya lagi, masyarakat sebagai subjek dan objek dari citizen journalism ini akan lebih kritis dalam menghadapi persoalan. 
  • Satu hal yang terakhir yang diajrkan dari citizen journalism adalah ia mengajari kita arti sebuah perbedaan. Selalu ada perbedaan pendapat, sikap, perilaku. Semua hal itu adalah hal yang wajar, tergantung dari bagaimana masyarakat yang bersangkutan menghadapi perbedaan tersebut.
Bentuk-Bentuk Citizen Journalism
Seperti yang dikutip dalam buku Mengamati Fenomena  Citizen Journalism, Gibson (Severin dan Tankard, 2005 : 445) mendefinisikan : Dunia maya (cyberspace) adalah realita yang terselubung secara global, di dukung komputer, berakses komputer, multidimensi, artifisal, atau virtual.  Dalam realita ini, di mana setiap komputer adalah sebuah jendela, terlihat atau terdengar objek-objek yang bukan bersifat fisik dan bukan representasi  objek-objek fisik, namun lebih merupakan gaya, karakter, dan aksi  pembuatan data, pembuatan informasi murni (Yudhapramesti, 2007 : 5-6).
Steve Outing pernah mengklasifikasikan bentuk-bentuk citizen journalism sebagai berikut:
1.      Citizen journalism membuka ruang untuk komentar publik. Dalam ruang itu, pembaca atau khalayak bisa bereaksi, memuji, mengkritik, atau menambahkan bahan tulisan jurnalisme profesional. Pada media cetak konvensional jenis ini biasa dikenal dengan surat pembaca.
2.      Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel yang ditulis. Warga diminta untuk ikut menuliskan pengalamannya pada sebuah topik utama liputan yang dilaporkan jurnalis.
3.      Kolaborasi antara jurnalis profesional dengan nonjurnalis yang memiliki kemampuan dalam materi yang dibahas. Tujuannya dijadikan alat untuk mengarahkan atau memeriksa keakuratan artikel.Terkadang profesional nonjurnalis ini dapat juga menjadi kontributor tunggal yang menghasilkan artikel tersebut.
4.      Bloghouse warga. Bentuknya blog-blog gratisan yang dikenal, misalnya ada  wordpress,  blogger, atau  multiply. Melalui blog, orang bisa berbagi cerita tentang dunia, dan bisa menceritakan dunia berdasarkan pengalaman dan sudut pandangnya.
5.      Newsroom citizen transparency blogs. Bentuk ini merupakan blog yang disediakan sebuah organisasi media sebagai upaya transparansi. Dalam hal ini pembaca bisa melakukan keluhan, kritik, atau pujian atas apa yan ditampilkan organisasi media tersebut.
6.      Stand-alone citizen journalism site, yang melalui proses editing. Sumbangan laporan dari warga, biasanya tentang hal-hal yang sifatnya sangat lokal, yang dialami langsung oleh warga. Editor berperan untuk menjaga kualitas laporan, dan mendidik warga (kontributor) tentang topik-topik yang menarik dan layak untuk dilaporkan.
7.      Stand-alone citizen journalism, yang tidak melalui proses editing.
8.      Gabungan stand-alone citizen journalism website dan edisi cetak.
9.      Hybrid: pro + citizen journalism. Suatu kerja organisasi media yang menggabungkan pekerjaan jurnalis profesional dengan jurnalis warga.
10.  Penggabungan antara jurnalisme profesional dengan jurnalisme warga dalam satu atap. Website membeli tulisan dari jurnalis profesional dan menerima tulisan jurnalis warga.
11.  Model  Wiki. Dalam Wiki, pembaca adalah juga seorang editor. Setiap orang bisa menulis artikel dan setiap orang juga bisa memberi tambahan atau komentar terhadap komentar yang terbit (Yudhapramesti, 2007).
Sumber:








http://stemsago.blogspot.co.id/2011/05/citizen-journalism.html